MATA AIR AIRMATA
Pada mata airmu yang hening
Pada airmatamu yang bening
Ijinkan sejenak mataku memandang kepiluanmu
tanpa berkedip
Hingga menembus ke dalam celah-celah sungai Nil-mu
yang mulai mengering
Februari, 2009
SEBELUM KAU PERGI
Sebelum kau pergi
Ku ingin kau tersenyum
Di depan mataku yang rapuh
Agar nantinya kau tak sedih
Ketika menapaki jalan yang terjal
dan penuh liku
Sebelum kau pergi
Ku ingin menuliskan lembaran kisah
Pada lembayung sukma jauh
Agar ia menjadi saksi bahwa babad hari ini telah mengalun perih
diantara kebisuan yang lestari,
bersimpuh manis dalam dekapan mimpi dan sejarah
Dan esok seolah gaib yang tertata
yang tak tembus oleh hati, mata dan airmata
Sebelum kau pergi
Ku ingin mengenangmu
dan terus mengenagmu
Hingga malaikat itu
hinggap di pangkuanku
dengan sebait sabda
yang tak bernada
Februari, 2009
KEPADA AIR
Kepada air
Hasratku mengalir
Di antara celah bumi
yang kau pijak
Kepada air
Anganku menetes
Di atas kedalaman
Lautan kasihmu
Kepada air
Ku ingin hasratmu mengalir
Pada anganku yang berair
Februari, 2009
SEBUAH PENGKHIANATAN
Kau tersenyum seperti iblis
Yang berhasil membius manusia
dengan segelas anggur
Menghapus manis sentuh bibir yang pernah kau kecup
mengurai cinta yang erat ku balut
hingga lelah letih meredup
Kau goreskan kepedihan di setiap harapan
Kau redupkan angan di setiap impian
Hingga aku terhuyung arus penderitaan
Ku akui….
Kau memang tawaddhu’, tertunduk
Tapi jidadmu bertanduk
Otakmu sangat cerdik, tapi hatimu licik
Jutaan manusia telah kau cekik dengan jemarimu yang lentik
Februari, 2009
SKEPTIS
Malamku pilu
Siangku penuh liku
Malam siangku bisu
Engkaupun terharu
Siangku kelu
Malamku semu
Siang malamku menunggu
Hingga wajahmu membiru
Tuhan…
Jangan panggil aku
Ketika dosaku seperti debu!!
Februari, 2009
REMBULAN MERAH
Tuhan, Rembulan itu tampak memar
Di atas jembatan takdirku yang
Februari, 2009
LEMBARAN SEJARAH
Kau pernah menuturkan
Bahwa kereta tua itu peninggalan sejarah masa silam
Yang di dalamnya tersimpan hentakan tetes waktu yang tak pernah berhenti
setiap tetesnya menoreh sejarah kehidupan baru dan kematian setiap
makhluk
Kau pula pernah menuturkan
Bahwa kereta tua itu terlalu mesra terjebak dalam sketsa masa lalu
Hingga kini ia harus terjerembab dalam sampah peradaban
Siapa peduli mengais cerita kesengsaraan?
Bila kau merenungkan bahwa sejarah masa silam
Mengaung syahdu diantara kepalan-kepalan takdir yang telah dikebiri
Semuanya telah tergadaikan
Lagu kebangsaan tak lagi kebanggaan. Ia justru menjerit dalam kebangkrutan
Februari, 2009
0 komentar: