Author: .
•22.54
TUHAN, AKU(LAH) SETAN??
(Sebuah Tafsir Imajiner tentang Ayat-ayat Setan)
Oleh: Malthuf Ready )*


SETAN, begitulah ia biasa dipanggil. Sebuah nama yang cukup unik namun memiliki banyak kelebihan. Dengan kelebihan itu, ia tidak pernah terlihat dan tidak pernah bisa dijangkau oleh makhluk yang bernama manusia. Konon, setan tercipta dari api yang berkobar, api yang panas namun dengan apinya manusia dan makhluk lainnya dapat bertahan hidup.

Suatu hari Setan datang menemui Tuhannya. Raut wajahnya memerah. Sepertinya ia sedang marah dan kesel. Ia menemui Tuhannya untuk menuntut keadilan karena selama ini ia mengira bahwa Tuhan tidak pernah bersikap adil padanya.

Tuhan, aku ini harus bagaimana? Sebenarnya kesalahan apa yang melekat dalam diriku hingga manusia begitu membenciku, bahkan mereka selalu mengutukku disaat mereka hendak membaca ayat-ayat suci-Mu. Setiap kali mereka melakukan kesalahan atau berbuat dosa, mereka selalu menyalahkanku dan melimpahkan semua kesalahannya padaku padahal aku tidak pernah mengajak mereka untuk melakukan kesalahan atau berbuat dosa. Begitu hinakah diriku di mata manusia?. Jika memang kau tak sanggup menciptakan aku seperti manusia, janganlah buat aku terkutuk. Aku sebagaimana manusia, sama-sama makhluk ciptaanmu, hanya saja aku terbuat dari api yang berkobar, sedangkan manusia tercipta dari tanah liat. Bukankah dengan api manusia dapat bertahan hidup??.

Tuhan, aku sadar bahwa aku pernah sekali melakukan kesalahan. Kala itu kau menyuruhku untuk bersujud pada ciptaanmu yang bernama Adam, tapi aku tidak mau melakukannya karena aku takut men-dua-kan-Mu. Aku takut cintaku pada-Mu terbagi dengan keberadaan Adam. Aku hanya tidak ingin menyekutukan-Mu, Tuhan. Bukankah dulu kau pernah bilang bahwa menyembah selain kau adalah musyrik?. Kenapa justru kau mengklaim aku sebagai orang yang takabbur hanya karena aku tidak mau bersujud pada Adam. Jika memang semua itu adalah sebuah kesalahan, maka ampunilah dosa-dosaku. Aku sudah cukup menderita di negeriku yang terasing ini. Sebuah negeri yang penuh dengan kebencian.

Tuhan, sebenarnya apa yang membedakan aku dengan Adam. Aku dan Adam sama-sama makhluk ciptaanmu, Sama-sama pernah melakukan kesalahan, dan karena kesalahan itulah kau mengasingkan aku dan Adam. Tapi kenapa di tempat pengasingan itu kau justru menjadikan Adam sebagai khalifah fil ardl. Sedangkan aku malah sebaliknya, aku harus menanggung beban kutukan dan kesalahan yang telah diperbuat oleh anak cucu Adam. Dimanakah letak keadilan-Mu, Tuhan?? Katanya, kau maha adil tapi kenapa kau selalu bersikap diskriminatif padaku. AKU, sama seperti Adam yang juga merindukan belaian kasih dan sayang-Mu.

Tuhan, biarpun aku tercipta dari api yang panas, api yang berkobar, api yang selalu dipermainkan angin tapi aku akan selalu tetap menjadi damar yang menempel di dinding-Mu. Aku akan tetap menjadi abdi yang selalu setia pada-Mu namun jika aku tidak demikian, atau bukan siapapun, maka berilah aku KUN, niscaya aku akan jadi apapun.

***
SETAN meneteskan airmata dalam sujud terakhirnya. Rupanya ia menangis dan berharap suatu saat ia akan menjadi makhluk yang hidup tenang tanpa ada yang membenci dan mencelanya.
read more “Goresan Peristiwa”