•13.04
KIDUNG KENABIAN
Aku terlahir dari sebuah kidung kenabian
Mengarungi samudra kehidupan
yang tak pernah nayata
Kehampaan dan penantian
yang kan selalu kuukir
pada langit yang tak lagi biru
pada lautan yang tak lagi biru
Kapankah langit dan lautan itu
akan kembali biru???
LENTERA IMPIAN
Kutemukan lentera
pada lembayung sukma jauh
Pancaran cahayanya mengalir deras
Diantara kelopak matanya
yang anggun
Namun……
Cahaya itu tak mampu
Menuntunku dalam kegelapan
Cahaya itu tak mampu
Menembus ruang keraguanku
Aku diam……
Aku tenggelam……
Dalam impian yang tak pernah
Kumimpikan
di bawah temaramnya sang Rembulan
Surabaya, 03 Mei 2008
KUKENANG DIRIMU
- Untukmu Kaum Tertindas
Kukenang dirimu
Di bawah hamparan langit tak berawan
Senyum manismu takkan mampu
Membuka pintu keraguanku
Pancaran kasihmu
Telah membuatku terbakar
dalam api kebencian
Kukenang dirimu
Di kedalaman samudra tak berair
Airnya telah berubah menjadi
Pasir-pasir kerakusan
yang berceceran
di lembah ilusiku
kuakui, otakmu memang cerdas
Namun, hatimu penindas
Ribuan hati telah kau tindas
Lihatlah….
Aku telah menemukan jalan
Di atas jalan yang kau tempuh
Jalan itu yang nantinya
Akan mengantarkanku
Pada kebahagiaan abadi
Surabaya, 04 Mei 2008
read more “Rumah Puisi_01”
Aku terlahir dari sebuah kidung kenabian
Mengarungi samudra kehidupan
yang tak pernah nayata
Kehampaan dan penantian
yang kan selalu kuukir
pada langit yang tak lagi biru
pada lautan yang tak lagi biru
Kapankah langit dan lautan itu
akan kembali biru???
LENTERA IMPIAN
Kutemukan lentera
pada lembayung sukma jauh
Pancaran cahayanya mengalir deras
Diantara kelopak matanya
yang anggun
Namun……
Cahaya itu tak mampu
Menuntunku dalam kegelapan
Cahaya itu tak mampu
Menembus ruang keraguanku
Aku diam……
Aku tenggelam……
Dalam impian yang tak pernah
Kumimpikan
di bawah temaramnya sang Rembulan
Surabaya, 03 Mei 2008
KUKENANG DIRIMU
- Untukmu Kaum Tertindas
Kukenang dirimu
Di bawah hamparan langit tak berawan
Senyum manismu takkan mampu
Membuka pintu keraguanku
Pancaran kasihmu
Telah membuatku terbakar
dalam api kebencian
Kukenang dirimu
Di kedalaman samudra tak berair
Airnya telah berubah menjadi
Pasir-pasir kerakusan
yang berceceran
di lembah ilusiku
kuakui, otakmu memang cerdas
Namun, hatimu penindas
Ribuan hati telah kau tindas
Lihatlah….
Aku telah menemukan jalan
Di atas jalan yang kau tempuh
Jalan itu yang nantinya
Akan mengantarkanku
Pada kebahagiaan abadi
Surabaya, 04 Mei 2008